Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar
Teknologi
baru terutama multimedia mempunyai peranan semakin penting dalam proses
pembelajaran. Banyak orang percaya bahwa multimedia akan dapat membawa kita
kepada situasi belajar dimana learning with effort akan dapat digantikan dengan
learning with fun. Jadi proses pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, tidak
membosankan akan menjadi pilihan tepat bagi para guru.
Sistem pembelajaran yang selama ini dilakukan yaitu sistem pembelajaran konvensional (faculty teaching), kental dengan suasana instruksional dan dirasa kurang sesuai dengan dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat. Lebih dari itu kewajiban pendidikan dituntut untuk juga memasukkan nilai-nilai moral, budi pekerti luhur, kreatifitas, kemandirian dan kepemimpinan, yang sangat sulit dilakukan dalam sistem pembelajaran yang konvensional. Sistem pembelajaran konvensional kurang fleksibel dalam mengakomodasi perkembangan materi kompetensi karena guru harus intensif menyesuaikan materi pelajaran dengan perkembangan teknologi terbaru. Adalah Kurang bijaksana jika perkembangan teknologi jauh lebih cepat dibanding dengan kemampuan guru dalam menyesuaikan materi kompetensi dengan perkembangan tersebut, oleh karenanya dapat dipastikan lulusan akan kurang memiliki penguasaan pengetahuan/teknologi yang terbaru.
Sistem pembelajaran yang selama ini dilakukan yaitu sistem pembelajaran konvensional (faculty teaching), kental dengan suasana instruksional dan dirasa kurang sesuai dengan dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat. Lebih dari itu kewajiban pendidikan dituntut untuk juga memasukkan nilai-nilai moral, budi pekerti luhur, kreatifitas, kemandirian dan kepemimpinan, yang sangat sulit dilakukan dalam sistem pembelajaran yang konvensional. Sistem pembelajaran konvensional kurang fleksibel dalam mengakomodasi perkembangan materi kompetensi karena guru harus intensif menyesuaikan materi pelajaran dengan perkembangan teknologi terbaru. Adalah Kurang bijaksana jika perkembangan teknologi jauh lebih cepat dibanding dengan kemampuan guru dalam menyesuaikan materi kompetensi dengan perkembangan tersebut, oleh karenanya dapat dipastikan lulusan akan kurang memiliki penguasaan pengetahuan/teknologi yang terbaru.
Pada
kenyataannya bahwa saat ini Indonesia memasuki era informasi yaitu suatu era
yang ditandai dengan makin banyaknya medium informasi, tersebarnya informasi
yang makin meluas dan seketika, serta informasi dalam berbagai bentuk yang
bervariasi tersaji dalam waktu yang cepat. Penyajian pesan pada era informasi
ini akan selalu menggunakan media, baik elektronik maupun non elektronik.
Terkait dengan kehadiran media ini, Dimyati (1996) menjelaskan bahwa suatu
media yang terorganisasi secara rapi mempengaruhi secara sistematis
lembaga-lembaga pendidikan seperti lembaga keluarga, agama, sekolah, dan
pramuka. Dari uraian tesebut menunjukkan bahwa kehadiran media telah
mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, termasuk sistem pendidikan kita, meskipun
dalam derajat yang berbeda-beda.
Dengan
demikian hasil belajar seseorang ditentukan oleh berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Salah satu faktor yang ada di luar individu adalah tersedianya
media pembelajaran yang memberi kemudahan bagi individu untuk mempelajari
materi pembelajaran, sehingga menghasilkan belajar yang lebih baik. Selain itu
juga gaya belajar atau learning style merupakan suatu karakteristik kognitif,
afektif dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang
relatif stabil bagi pembelajar yang merasa saling berhubungan dan bereaksi
terhadap lingkungan belajar.
Selanjutnya
hasil belajar digambarkan sebagai tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran
belajar pada topik bahasan yang dieksperimenkan, yang diukur berdasarkan pada
jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar.
Secara umum mutu pendidikan kejuruan dikatakan baik dan berhasil jika
kompetensi peserta didik yang diperoleh melalui proses pendidikan berguna bagi
perkembangan diri mereka untuk hari depannya, yaitu ketika mereka memasuki
dunia kerja. Hasil observasi empirik di lapangan menunjukkan bahwa banyak
alumni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tidak bisa diserap di lapangan kerja
karena kompetensi yang mereka miliki belum sesuai dengan tuntutan dunia kerja
(Depdiknas, 2004). Oleh karena itu lembaga pendidikan kejuruan diwajibkan untuk
melakukan upaya introspeksi diri demi masa depan siswa, bangsa dan negara.
Ada
kemungkinan rendahnya nilai kompetensi siswa disebabkan oleh strategi
penyampaian pelajaran kurang tepat. Dalam hal ini guru mungkin kurang atau
tidak memanfaatkan sumber belajar secara optimal. Diantaranya guru dalam
menyampaikan pengajaran sering mengabaikan penggunaan media, padahal media itu
berfungsi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan pada gilirannya akan
meningkatkan mutu pendidikan siswa.
Peranan
Media dalam proses belajar mengajar menurut Gerlac dan Ely (1971:285)
ditegaskan bahwa ada tiga keistemewaan yang dimiliki media pengajaran yaitu :
1) Media
memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek
atau kejadian,
2) Media
memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian dengan
berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan, dan
3) Media
mempunyai kemampuan utuk menampilkan sesuatu objek atau kejadian yang
mengandung makna.
Begitu
juga, Ibrahim (1982:12) mengemukakan fungsi atau peranan media dalam proses
belajar mengajar antara lain :
1. Dapat
menghindari terjadinya verbalisme,
2. Membangkitkan
minat atau motivasi,
3. Menarik
perhatian,
4. Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan ukuran,
5. Mengaktifkan
siswa dalam belajar dan
6. Mengefektifkan
pemberian rangsangan untuk belajar.
Perlu
disadari bahwa mutu pendidikan yang tinggi baru dapat dicapai jika proses
pembelajaran yang diselenggarakan di kelas efektif dan fungsional bagi
pencapaian kompetensi yang dimaksud. Oleh sebab itu usaha meningkatkan mutu
pendidikan kejuruan tidak terlepas dari usaha memperbaiki proses pembelajaran.
Proses
pembelajaran merupakan aktivitas yang terdiri atas komponen- komponen yang bersifat
sistemik. Artinya komponen-komponen dalam proses pembelajaran itu saling
berkaitan secara fungsional dan secara bersama-sama menentukan optimalisasi
proses dan hasil pembelajaran. Komponen-komponen pembelajaran tersebut menurut
Mudhoffir (1999) dijabarkan atas pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan
lingkungan. Sedangkan menurut Winkel (1999), komponen pembelajaran terdiri dari
tujuan pembelajaran, kondisi awal, prosedur didaktik, pengelompokan siswa, materi,
media, dan penilaian.
Selanjutnya
Winkel (1999), menegaskan bahwa tugas dan peran guru dalam proses pembelajaran
adalah sebagai :
a. organisator,
b. fasilitator,
c. dinamisator,
dan
d. evaluator.
Secara
operasional, tugas dan peran guru dalam proses pembelajaran meliputi seluruh
penanganan komponen pembelajaran yang meliputi proses pembuatan rencana
pembelajaran, penyampaian materi pembelajaran, pengelolaan kelas, pembimbingan,
dan penilaian, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan
membuahkan hasil yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Guru
dituntut untuk memiliki kompetensi terhadap materi yang diajarkan dan
kompetensi dalam hal memberdayakan semua komponen pembelajaran, sehingga
seluruh elemen pembelajaran dapat bersinergi dalam mencapai tujuan pembelajaran
yang dimaksud.
Dalam
upaya memperbaiki proses pembelajaran agar efektif dan fungsional, maka fungsi
media pembelajaran sangat penting untuk dimanfaatkan. Pemakaian media dalam
proses pembelajaran dimaksudkan untuk mempertinggi daya cerna siswa terhadap
informasi atau materi pembelajaran yang diberikan.
Pemerintah
telah lama menyadari bahwa peran media dalam proses pembelajaran amat penting.
Oleh karena itu telah banyak dana diinvestasikan untuk meningkatkan mutu
pendidikan dengan melalui pengadaan atau pendistribusian berbagai macam media
pembelajaran ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.
Efektifitas
penggunaan media pembelajaran sangat tergantung pada derajat kesesuaiannya
dengan materi yang akan diajarkan. Disamping itu tergantung juga pada keahlian
guru dalam menggunakan media tersebut. Dalam hal ini Dick & Carey (dalam
Lamudji, 2005) menyatakan bahwa salah satu keputusan yang paling penting dalam
merancang pembelajaran ialah dengan menggunakan media yang sesuai dalam rangka
penyampaian pesan-pesan pembelajaran.
Menurut
Miarso (1984) media yang dirancang dengan baik dalam batas tertentu dapat
merangsang timbulnya semacam dialog internal dalam diri siswa yang belajar.
Dengan perkataan lain terjadi komunikasi antara siswa dengan media atau secara
tidak langsung antara siswa dengan sumber pesan atau guru. Media berhasil
membawakan pesan belajar bila kemudian terjadi perubahan kualitas dalam diri
siswa.
0 komentar:
Posting Komentar